Assalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh.
Halo, teman-teman semuanya. Selamat
malam. Alhamdulillah, kali ini saya ingin membagikan sedikit cerita di mana
saya berkesempatan berkonstribusi menulis cerita anak di salah satu surat kabar
lokal, yaitu Asahan Pos Nusantara Edisi 38, tanggal 27 April 2020. Terima kasih
atas ajakannya Pak Saufi Ginting (TBM Azka Gemilang). Senang sekali rasanya.
Adapun berikut ini saya tulis cerita
lengkapnya di bawah untuk teman-teman yang ingin membacanya. Silakan, selamat
membaca!
Menanam
Tanaman Ajaib
Oleh
: Mursyidan Baldan
Hari minggu kali ini keluarga Sarah
tidak ke mana-mana. Padahal biasanya mereka pergi berjalan-jalan ke taman
bermain atau alun-alun kota. Dikarenakan adanya pencegahan virus Covid-19 atau
virus Corona, semua orang dihimbau untuk tidak berpergian dulu ke tempat yang
ramai. Bahkan sekolah juga diliburkan sampai beberapa minggu.
“Ayah …, kita tidak pergi
berjalan-jalan?” tanya Sarah kepada ayahnya.
“Tidak, Nak. Sekolah saja diliburkan
untuk mencegah Corona, masa kita mau jalan-jalan,” jawab Ayah yang sedang
menggemburkan tanah di pekarangan rumah.
Mendengar jawaban ayah, Sarah
sedikit kecewa. Tapi sekolah memang sedang diliburkan sebagai langkah untuk
mencegah penyebaran virus Corona. Kata Bu Guru, virus itu sudah masuk ke
daerah. Tapi tidak perlu terlalu panik, yang penting adalah waspada dan selalu
menjaga kebersihan diri.
Sarah ingat, kemarin Bu Guru
mengajari murid-murid di sekolah cara bercuci tangan yang baik dan benar.
Pertama, siram tangan dengan air yang mengalir. Gunakan sabun, gosok kedua
telapak tangan secara memutar. Usap juga kedua punggung tangan serta sela-sela
jari. Jangan lupa untuk membersihkan ujung jari dan ibu jari. Kemudian cuci
dengan air bersih.
Bunda juga mencontohkan hal yang
sama. Bunda selalu mengingatkan Sarah untuk selalu mencuci tangan setelah
beraktivitas dan sebelum makan. Mencuci tangan dengan sabun itu penting agar
tangan kita selalu bersih.
Pagi ini Bunda meminta ayah menanam
sesuatu di pekarangan rumah.
“Tanaman apa itu, Bunda?”
“Tanaman ajaib!” kata Bunda.
Sarah penasaran dengan tanaman ajaib
yang dimaksud Bunda. Apakah daunnya bisa tumbuh menjadi lembaran uang? Sarah
tertawa geli.
Dari dalam rumah Bunda keluar
membawa bibit tanaman ajaib itu. Sarah berlari menghampiri Bunda.
“Sarah mau lihat, Bunda!”
“Eits! Jangan,” canda Bunda sambil
menyembunyikan kedua tangannya ke belakang.
Sarah jadi merengut. Bunda langsung
menunjukkan bibit tanaman ajaib itu kepadanya. Ternyata di tangan bunda ada
bibit jahe dan kunyit.
“Bunda mau masak, ya?” seketika
wajah Sarah tersenyum menahan tawa.
“Eh, tidak. Ini dia tanaman ajaib
yang akan kita tanam,” jawab Bunda ikut tersenyum.
“Ajaib, Bunda?”
“Iya, benar ….” Bunda menyerahkan
bibit jahe dan kunyitnya kepada ayah untuk ditanam.
“Jahe dan kunyit adalah tanaman
istimewa yang punya banyak manfaat. Tanaman ini dikenal juga termasuk sebagai
apotek hidup. Di masa seperti sekarang ini, manfaatnya besar, Sarah. Tanaman
ini bisa memperkuat sistem imun tubuh kita. Apalagi jika dicampur dengan madu
atau dibuat minuman hangat. Hmm... lezat rasanya. Karena itulah Bunda sebut
ajaib.”
“Oh, seperti itu. Sarah pikir
tanamannya bisa bicara, Bun. Hihihi ….”
“Tentu saja bukan.” Bunda tertawa,
mencolek hidung Sarah.
“Selain menjaga kebersihan diri
dengan rajin mencuci tangan, kita juga harus menjaga daya tahan tubuh supaya
tetap kuat melawan penyakit. Salah satu caranya adalah melalui makanan yang
kita makan. Dan jangan lupa untuk selalu berdoa memohon perlindungan kepada
Allah Subhana Wata’ala.”
Sarah mengangguk tersenyum. Ia
mengerti. Sarah tidak kecewa lagi hari ini tidak jalan-jalan.
“Sarah ingat, Bun. Minuman bandrek
yang biasa kita minum setiap hari minggu, Bunda
buat dari tanaman ajaib ini, ‘kan?” Sarah menunjuk bibit jahe.
“Pintar, Sarah.”
“Kalau begitu Sarah juga mau menanam
tanaman ajaib ini, Bun.”
Sarah mengambil salah satu bibit
jahe di samping ayah dan ikut menyemainya pada lubang yang telah ada. Begitu
pun tanaman kunyit. Masing-masing bibit diletakkan di lubang sedalam kira-kira
6 cm.
Akhirnya semua selesai ditanam.
Sarah berharap tanaman-tanamannya akan segera tumbuh subur. Hasilnya nanti bisa
dipakai Bunda untuk memasak, menambah cita rasa masakan. Sekaligus diambil
manfaatnya untuk memperkuat kekebalan daya tahan tubuh melawan penyakit.
*
Profil
Penulis
Mursyidan Baldan adalah penulis
cerita anak dan puisi asal Asahan, Sumatera Utara. Menggemari dunia
tulis-menulis. Pemilik blog mursyidan-baldan.blogspot.com dan
mursyidanwriter.blogspot.com
#dirumahaja
#tetapproduktif #terusberkarya #youngwriter #rumahbacatulis
Ingin tetap
produktif walaupun di rumah saja? Silakan simak tulisan ini 7 Hal yang BisaKita Lakukan di Rumah agar Tetap Sehat dan Produktif.
Terima kasih
sudah membaca dan berkunjung, teman-teman. Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar