Selasa, 10 Oktober 2023

Kisah Inspiratif - Ranting Terbaik

Kisah Inspiratif - Ranting Terbaik

Ilustrasi Hutan
Ilustrasi Hutan (sumber: tokofoto)

Ini kisah tentang dua orang pemuda yang diminta oleh ayahnya untuk menyusuri hutan dari ujung ke ujung untuk mencari satu buah ranting terbaik di dalam hutan, dan membawanya pulang dengan syarat bahwa ia tidak boleh kembali lagi ke arah belakang. Lantas keduanya pun segera bergegas menyusuri hutan untuk melaksanakan tugasnya, yaitu mencari ranting yang terbaik.

Anak pertama berjalan menyusuri hutan dan menemukan ranting yang bagus tetapi tidak diambilnya. Ia yakin bahwa akan ada ranting yang lebih bagus lagi di depan sana nanti. Kemudian ia bergegas melanjutkan penyusuran. Benar saja, di perjalanan berikutnya, ia melihat banyak ranting yang lebih bagus lagi, tetapi kembali ia tidak mengambilnya dengan pikiran yang sama, bahwa mungkin akan ada ranting yang lebih bagus lagi di depan.

Beberapa waktu telah berlalu dengan kondisi yang hampir serupa. Kemudian, tak terasa anak pertama sudah keluar dari hutan tanpa membawa sepotong ranting pun untuk ditunjukkan kepada ayahnya. Ia datang kepada ayahnya dengan tangan kosong.

Di saat yang sama, anak kedua masuk ke hutan dengan mengamati sekitarnya. Tidak berapa lama kemudian, ia menemukan ranting yang ia suka dan dianggapnya bagus, lalu membawa ranting itu keluar hutan. Ia yakin bahwa rantingnya adalah yang terbaik.

Mereka berdua sudah tiba di hadapan ayahnya. Sang ayah kemudian, bertanya kepada masing-masing anaknya. Anak yang pertama ditanya, “Nak, mengapa kamu tidak membawa sepotong ranting pun?”. Si anak lantas menjawab, “Iya, Ayah. Di hutan tadi aku menemukan banyak ranting tetapi tidak kuambil karena aku yakin akan kutemukan ranting yang lebih baik di depan sana”. Sang ayah mengangguk seolah memakluminya.

Kemudian, sang ayah bertanya kepada anak kedua, “Nak, mengapa kamu mengambil ranting yang seperti ini? Bukankah banyak ranting yang lebih bagus?”. Sang anak menjawab, “Iya, Ayah. Aku memilih ranting ini karena aku lihat ia cukup bagus, aku menyukainya, dan karena aku tidak tahu kapan ujung hutan akan berakhir sehingga aku khawatir tidak akan membawa apapun keluar dari hutan”. Sang ayah kembali mengangguk sebagaimana ketika menerima tanggapan dari anak pertama tadi. 

Anak pertama mengatakan kalau ia beberapa kali menemukan ranting yang lebih bagus di hutan tadi, tetapi ia tidak mengambilnya.

Sang ayah kemudian berbicara kepada keduanya. “Wahai anakku, tahukah kalian, mengapa ayah meminta kalian mengambil ranting di hutan dengan syarat tidak boleh kembali lagi ke belakang?”. Mereka menjawab “Kami tidak tahu Ayah”. Lalu sang ayah pun memberikan jawaban atas pertanyaannya tersebut, “Wahai, Anakku, itulah yang ingin ayah ajarkan kepada kalian bahwa kita hidup tidak akan bisa kembali ke belakang. Waktu yang telah kita lalui tidak akan bisa kembali lagi sebagaimana kalian tidak akan bisa kembali ke belakang untuk mengambil ranting yang dirasa lebih bagus. Kita juga tidak tahu kapan kita akan pulang sebagaimana kita juga tidak tahu kapan penyusuran hutan akan berakhir”. Sang anak kemudian diam sejenak sambil merenungkan nasihat dari ayahnya tersebut.

Sang ayah kembali melanjutkan kalimatnya, “Wahai anakku, kesempatan yang datang kepada kalian, harus dapat kalian optimalkan dengan baik dan benar karena kita tidak tahu apakah akan ada kesempatan lain di depan yang lebih baik. Jika kalian melewatkannya, maka kalian tidak akan bisa kembali lagi untuk mengambilnya”.

Sang anak mengangguk sambil merenungi nasihat berharga dari sang ayah. Kemudian ayahnya pun melanjutkan, “Hal itu juga berlaku ketika kalian hendak mencari istri untuk teman hidup kalian. Mungkin ada saat kalian menemukan seorang wanita baik, tetapi tidak meminangnya dengan anggapan akan ada wanita yang lebih baik lagi di depan sana. Ternyata kalian sudah melewatkan yang terbaik (untuk kalian). Kita tidak tahu kapan waktu akan berakhir (kehidupan). Jadi, jika kalian telah menemukan wanita yang dianggap terbaik, maka nikahilah ia meskipun di depan nanti akan ada yang dirasa lebih baik. Namun, ingatlah Wahai Anakku, wanita yang telah kalian ambil sebagai istri, akan menjadi ranting terbaik sepanjang masa selama kalian mensyukurinya dan menanamkan dalam hati kalau ia adalah yang terbaik untuk hidup kalian.

Sang anak meneteskan air mata kemudian memeluk ayahnya dengan haru. Inilah suatu pelajaran hidup bagi kita sebagai manusia. Ranting dapat mengajarkan kita banyak hal terkait kehidupan. Sebuah filosofi yang dalam dari kisah di sekitar kita. Semoga kita termasuk orang yang dapat memaksimalkan waktu dengan baik dan benar sehingga kita menjadi orang yang beruntung. Aamiin.