Minggu, 17 November 2024

Sebuah Surat di Suatu Hari - Cerpen Tema Guru yang Dirindukan

Judul    : Sebuah Surat di Suatu Hari
Tema    : Guru yang Dirindukan
Karya   : Mursyidan Baldan

Ilustrasi Guru dan Murid. (Dokumen Pribadi)

        Di sebuah perkampungan di pinggiran kota, berdiri sebuah sekolah yang usia gedungnya sudah cukup tua. Namun, dindingnya yang baru saja selesai dicat seminggu kemarin membuat warnanya terlihat lebih cerah dan hidup. Seperti pelangi; merah, kuning, hijau. Di depan tiap ruang kelas di sekolah itu ada taman kecil bernuansa asri dengan bunga kertas warna-warni tumbuh di tengahnya, berpotkan ban mobil bekas. Sekolah ini adalah salah satu sekolah dasar yang berada di perkampungan penduduk yang sudah tak terlalu ramai. Ditambah banyaknya sekolah baru yang berdiri di sekitar, murid sekolah ini tidak sampai seratus orang. Meskipun begitu semangat guru-gurunya dalam mendidik tidaklah pudar. Malah hal itu menjadi motivasi untuk mendidik para siswa dengan lebih baik dan fokus mengembangkan karakter mereka. 

        Ia sering dipanggil sebagai Ibu Yus. Nama panjangnya adalah Yusmina Wulandari. Ia bukanlah guru biasa. Wajahnya ramah selalu diselimuti senyuman hangat, dan matanya yang berkilauan ketika membawakan materi pelajaran di depan murid-muridnya dengan ceria dan semangat.

        “Pada suatu hari ....” Begitulah biasanya kalimat pembuka Ibu Yus menceritakan kisah-kisah inspiratifnya kepada para siswa. Ia bukan hanya memberikan pelajaran di kelas, tetapi juga membuka pintu hati dan pikiran anak-anaknya. Setiap hari, dia membawa keceriaan dan semangat yang luar biasa ke dalam ruang kelasnya. Murid-muridnya tidak hanya belajar, tetapi juga tumbuh sebagai anak-anak yang percaya pada potensi diri mereka.

        Salah satu murid yang menjadi perhatian Ibu Yus adalah Mira, seorang gadis kecil yang penuh impian. Ibu Yus selalu mengajaknya berbicara setelah jam pelajaran berakhir. Mira memandang Ibu Yus sebagai sumber inspirasi dan kebijaksanaan. Kata-kata dan nasihat Ibu Yus menjadi pemandu yang membantu Mira melewati masa-masa sulit dalam kegiatan belajarnya. 

        Mira adalah tipe anak yang lebih cepat belajar dengan gerakan. Sebagai wali kelas Ibu Yus cukup tahu karakter murid-muridnya. Ia pun memahami ada banyak jenis cara anak dalam belajar. Ada yang dari mendengarkan, ada yang dari melihat gambar atau tayangan, dan ada pula yang lebih dominan belajar dengan melakukan gerakan. Maka sering Ibu Yus menggunakan beragam metode dalam mengajari anak-anaknya. Kadang ia menyanyikan lirik lagu berisi materi pelajaran, kadang ia membawa gambar-gambar visual yang menarik tentang materi pelajaran, kadang pula ia membawakan pelajaran sambil melakukan gerakan-gerakan tertentu kemudian meminta anak-anak murid mengikutinya.

        “Satu ditambah satu sama dengan dua. Dua dikurangi satu sama dengan satu,” katanya sambil mengangkat jari-jari tangannya saat pelajaran matematika. Ketika masuk jam pelajaran IPA Ibu Yus menampilkan gambar-gambar hewan dan tumbuhan seraya memperkenalkannya kepada para siswa. Dia tidak hanya mengajar Matematika, IPA, atau Bahasa Indonesia, tetapi juga mengajarkan akhlak dalam kehidupan. Setiap muridnya tidak hanya belajar rumus-rumus, tetapi juga nilai-nilai ketakwaan, kejujuran, kemandirian, kerjasama, dan kepedulian.

        Ibu Yus tidak hanya mengajar di kelas, tetapi ia juga melibatkan diri dalam membimbing murid-muridnya. Ia selalu terbuka bagi siapa pun muridnya yang membutuhkan bimbingan atau sekadar ingin bercerita masalahnya tentang pembelajaran. Murid-muridnya tidak hanya melihatnya sebagai guru, tapi juga sebagai orang tua dan sosok yang dapat ditiru dan diandalkan.

        Suatu hari, ketika Ibu Yus ulang tahun, para siswa berkumpul di ruang kelas untuk mengucapkan selamat ulang tahun kepada Ibu Yus.
        
        "Selamat ulang tahun, Bu!" seru mereka serentak.
        
        Dengan sedikit terkejut, Ibu Yus tersenyum bahagia sekali ketika mendapatkan ucapan selamat dan doa dari murid-muridnya. Ia terharu melihat usaha murid-muridnya. Mereka menyajikan kue ulang tahun sederhana, ukuran sedang, bertabur seres cokelat, kemudian menyanyikan lagu selamat ulang tahun, dan memberikan kartu-kartu ucapan yang mereka buat sendiri. Ruangan dipenuhi tawa dan kebahagiaan.

        "Terima kasih, anak-anak. Ini sungguh menjadi hadiah terindah bagi Ibu," ucap Ibu Yus sambil mengusap air mata kebahagiaan.

        Pesta kecil itu menjadi momen tak terlupakan bagi semua orang di ruangan itu. Ibu Yus merasakan betapa besar pengaruhnya sebagai seorang guru terhadap perkembangan murid-muridnya, bukan hanya sebagai pengajar tetapi juga sebagai pembimbing dan teman. Mereka belajar tidak hanya dari bukunya, tetapi juga dari kehidupan nyata yang diperlihatkan oleh Ibu Yus.

        Seiring berjalannya waktu, ketulusan dan dedikasi Ibu Yus terhadap pendidikan semakin terlihat. Ia membantu murid-muridnya mengatasi kesulitan belajar, memberikan semangat ketika mereka merasa putus asa, dan selalu memberikan dukungan tanpa pamrih. Ibu Yus bukan hanya guru di dalam kelas, tetapi juga sumber kekuatan dan inspirasi bagi murid-muridnya. Mereka belajar bahwa hidup bukan hanya tentang menyelesaikan soal matematika, tetapi juga tentang bagaimana menjadi manusia yang baik dan peduli terhadap sesama.

        Suatu hari, Ibu Yus memberikan tugas rumah kepada murid-muridnya. Mereka diminta untuk menulis surat kepada seseorang yang mereka rindukan. Keesokan hari setelah tugas dikumpulkan Ibu Yus membaca surat seluruh siswa, termasuk Mira. Ternyata Mira merindukan mamanya yang telah tiada. Dalam suratnya, Mira menuliskan betapa besarnya rindunya kepada mamanya yang sangat baik dan menyayanginya. Dan di akhir surat Mira menuliskan pula bagaimana Ibu Yus yang juga menyayanginya. Ibu Yus telah memberikan arti baru dalam hidupnya sebagai seorang guru. Ia pun memeluk Mira dengan perasaan sayang dan haru.

        Beberapa hari kemudian, dengan tiba-tiba Ibu Yus mengumumkan bahwa dia akan segera pindah ke sekolah di daerah lain yang sangat jauh, karena ikut suaminya yang berpindah tugas. Ternyata pekerjaan menulis surat yang kemarin adalah tugas terakhir yang diberikannya. Murid-muridnya merasa campur aduk, senang karena Ibu Yus mungkin akan menemukan sekolah yang lebih besar dan memiliki pengalaman baru di tempat lain, tetapi sedih karena mereka tidak akan bertemu dengan Ibu Yus lagi di sekolah. Kepergian Ibu Yus akan meninggalkan kerinduan mendalam bagi anak-anaknya, terutama Mira.

        Namun, Ibu Yus telah meninggalkan sebuah kenangan indah. Suatu hari, ketika murid-muridnya merasa kesulitan atau merindukan bimbingan Ibu Yus, mereka bisa membuka surat-surat yang telah mereka tulis. Surat-surat itu menjadi pengingat akan pelajaran dan kasih sayang yang telah mereka terima dari guru yang luar biasa. Meskipun Ibu Yus telah pergi, semangat dan nilai-nilai yang dia tanamkan tetap hidup di hati murid-muridnya. Ibu Yus, guru yang dirindukan, tetap hadir dalam setiap langkah mereka menuju masa depan yang penuh harapan. 

        Di acara perpisahan dengan Ibu Yus, murid-muridnya mengumpulkan dana secara sukarela untuk memberikan hadiah kecil sebagai ungkapan terima kasih mereka. Mereka tahu bahwa tidak ada materi pelajaran yang bisa menyamai nilai-nilai dan pelajaran hidup yang telah diberikan Ibu Yus kepada mereka. Ibu Yus, dengan senyum hangatnya yang tak terlupakan, meninggalkan jejak kebaikan di hati setiap muridnya. ~

Selesai.
---

Selasa, 10 Oktober 2023

Kisah Inspiratif - Ranting Terbaik

Kisah Inspiratif - Ranting Terbaik

Ilustrasi Hutan
Ilustrasi Hutan (sumber: tokofoto)

Ini kisah tentang dua orang pemuda yang diminta oleh ayahnya untuk menyusuri hutan dari ujung ke ujung untuk mencari satu buah ranting terbaik di dalam hutan, dan membawanya pulang dengan syarat bahwa ia tidak boleh kembali lagi ke arah belakang. Lantas keduanya pun segera bergegas menyusuri hutan untuk melaksanakan tugasnya, yaitu mencari ranting yang terbaik.

Anak pertama berjalan menyusuri hutan dan menemukan ranting yang bagus tetapi tidak diambilnya. Ia yakin bahwa akan ada ranting yang lebih bagus lagi di depan sana nanti. Kemudian ia bergegas melanjutkan penyusuran. Benar saja, di perjalanan berikutnya, ia melihat banyak ranting yang lebih bagus lagi, tetapi kembali ia tidak mengambilnya dengan pikiran yang sama, bahwa mungkin akan ada ranting yang lebih bagus lagi di depan.

Beberapa waktu telah berlalu dengan kondisi yang hampir serupa. Kemudian, tak terasa anak pertama sudah keluar dari hutan tanpa membawa sepotong ranting pun untuk ditunjukkan kepada ayahnya. Ia datang kepada ayahnya dengan tangan kosong.

Di saat yang sama, anak kedua masuk ke hutan dengan mengamati sekitarnya. Tidak berapa lama kemudian, ia menemukan ranting yang ia suka dan dianggapnya bagus, lalu membawa ranting itu keluar hutan. Ia yakin bahwa rantingnya adalah yang terbaik.

Mereka berdua sudah tiba di hadapan ayahnya. Sang ayah kemudian, bertanya kepada masing-masing anaknya. Anak yang pertama ditanya, “Nak, mengapa kamu tidak membawa sepotong ranting pun?”. Si anak lantas menjawab, “Iya, Ayah. Di hutan tadi aku menemukan banyak ranting tetapi tidak kuambil karena aku yakin akan kutemukan ranting yang lebih baik di depan sana”. Sang ayah mengangguk seolah memakluminya.

Kemudian, sang ayah bertanya kepada anak kedua, “Nak, mengapa kamu mengambil ranting yang seperti ini? Bukankah banyak ranting yang lebih bagus?”. Sang anak menjawab, “Iya, Ayah. Aku memilih ranting ini karena aku lihat ia cukup bagus, aku menyukainya, dan karena aku tidak tahu kapan ujung hutan akan berakhir sehingga aku khawatir tidak akan membawa apapun keluar dari hutan”. Sang ayah kembali mengangguk sebagaimana ketika menerima tanggapan dari anak pertama tadi. 

Anak pertama mengatakan kalau ia beberapa kali menemukan ranting yang lebih bagus di hutan tadi, tetapi ia tidak mengambilnya.

Sang ayah kemudian berbicara kepada keduanya. “Wahai anakku, tahukah kalian, mengapa ayah meminta kalian mengambil ranting di hutan dengan syarat tidak boleh kembali lagi ke belakang?”. Mereka menjawab “Kami tidak tahu Ayah”. Lalu sang ayah pun memberikan jawaban atas pertanyaannya tersebut, “Wahai, Anakku, itulah yang ingin ayah ajarkan kepada kalian bahwa kita hidup tidak akan bisa kembali ke belakang. Waktu yang telah kita lalui tidak akan bisa kembali lagi sebagaimana kalian tidak akan bisa kembali ke belakang untuk mengambil ranting yang dirasa lebih bagus. Kita juga tidak tahu kapan kita akan pulang sebagaimana kita juga tidak tahu kapan penyusuran hutan akan berakhir”. Sang anak kemudian diam sejenak sambil merenungkan nasihat dari ayahnya tersebut.

Sang ayah kembali melanjutkan kalimatnya, “Wahai anakku, kesempatan yang datang kepada kalian, harus dapat kalian optimalkan dengan baik dan benar karena kita tidak tahu apakah akan ada kesempatan lain di depan yang lebih baik. Jika kalian melewatkannya, maka kalian tidak akan bisa kembali lagi untuk mengambilnya”.

Sang anak mengangguk sambil merenungi nasihat berharga dari sang ayah. Kemudian ayahnya pun melanjutkan, “Hal itu juga berlaku ketika kalian hendak mencari istri untuk teman hidup kalian. Mungkin ada saat kalian menemukan seorang wanita baik, tetapi tidak meminangnya dengan anggapan akan ada wanita yang lebih baik lagi di depan sana. Ternyata kalian sudah melewatkan yang terbaik (untuk kalian). Kita tidak tahu kapan waktu akan berakhir (kehidupan). Jadi, jika kalian telah menemukan wanita yang dianggap terbaik, maka nikahilah ia meskipun di depan nanti akan ada yang dirasa lebih baik. Namun, ingatlah Wahai Anakku, wanita yang telah kalian ambil sebagai istri, akan menjadi ranting terbaik sepanjang masa selama kalian mensyukurinya dan menanamkan dalam hati kalau ia adalah yang terbaik untuk hidup kalian.

Sang anak meneteskan air mata kemudian memeluk ayahnya dengan haru. Inilah suatu pelajaran hidup bagi kita sebagai manusia. Ranting dapat mengajarkan kita banyak hal terkait kehidupan. Sebuah filosofi yang dalam dari kisah di sekitar kita. Semoga kita termasuk orang yang dapat memaksimalkan waktu dengan baik dan benar sehingga kita menjadi orang yang beruntung. Aamiin.

Jumat, 28 Januari 2022

Profil Mursyidan Baldan - Penulis Dar! Mizan Anak Tema Indahnya Shalat



Mursyidan Baldan adalah Penulis kelahiran Labuhan Haji, 5 Mei. Beralamat di Sei Kamah II, salah satu desa yang terletak di wilayah Kecamatan Sei Dadap, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara. Ia telah menggemari dunia tulis-menulis sejak kecil. Saat duduk di bangku Sekolah Dasar mulai suka menulis cerita dan puisi.

Ketika SMA, penulis kerap aktif mengikuti berbagai event kepenulisan hingga menerbitkan buku pertamanya: Getar Waktu (2017) melalui event pencarian naskah oleh salah satu penerbit. Karya-karyanya pun telah termuat dalam beberapa buku antologi bersama dan media. 


Beberapa buku karyanya yang telah terbit adalah sebagai berikut: 

1. Getar Waktu (Arashi Group, 2017)
2. Jemawa Si Beo Malang (CV. Intishar Publishing, 2018) 
3. Badai Pengusir Murung (CV. Intishar Publishing, 2018) 
4. Hari Pertama Sekolah (CV. Intishar Publishing, 2018) 
5. Teka-teki Dengan Monster (CV. Intishar Publishing, 2018) 
6. Mimpi Berkeliling Dunia (CV. Intishar Publishing, 2018) 
7. Biru (WA Publisher, 2019).
8. 20 Fabel Hewan Pintar : Cerdas Pengetahuan, Emosional, Spiritual & Budi Pekerti (IA Publisher - CV. Wonderland Family Publisher, 2020)
9. Musim-Musim yang Datang dan Pergi (TS Publisher, 2020)
10. Seri Stay Safe: Aku Sehat Karena Vaksin (Dar! Mizan, 2021)
11. Selamat Hari Lahir (CV. Kencana Emas Sejahtera, 2021)

Penulis telah menyelesaikan pendidikannya dari Sekolah Tinggi Manajemen Ilmu Komputer Royal Kisaran. Aktif di akun media sosial Facebook Mursyidan Baldan, Instagram @mursyidan_baldan, e-mail mursyidan.baldan@gmail.com. 

---Mengawal Semua Mimpi---

---
Keyword : Profil Mursyidan Baldan, Biodata Mursyidan Baldan, Tentang Musyidan Baldan, Biografi Mursyidan Baldan, Blog Mursyidan Baldan, Karya Mursyidan Baldan, Buku Mursyidan Baldan
---

Sabtu, 17 Juli 2021

Telah Terbit Buku Seri Stay Safe Dar! Mizan Anak

Assalamu'alaikum. 

Halo, teman-teman semua. Halo, Ayah dan Bunda. Dar! mizan anak menghadirkan buku-buku baru, lho. Salah satunya ada karya saya, Mursyidan Baldan. Kali ini bukunya terbit tergabung dalam satu seri bersama buku lainnya. 

Yuk, kenalkan si kecil pada pengetahuan dasar tentang virus Corona melalui cerita seru Salim dan Salma di Seri Stay Safe! Ada apa saja di dalamnya? 

Seri Stay Safe: Aku Sehat Karena Vaksin

Seri Stay Safe: Aku Rajin Cuci Tangan

Seri Stay Safe: Aku Bisa Pakai Masker

Seri Stay Safe: Aku di Rumah Aja

Seri Stay Safe

Nah, selain cerita dan gambar ilustrasi yang keren dan lucu, di dalamnya juga ada halaman permainan untuk anak-anak. Ditambah lagi akan ada bonus masker untuk setiap pembelian jika masih stok masih tersedia. Ayah dan Bunda yang ingin memesan Seri Stay Safe boleh langsung ke website mizanstore atau marketplace favoritnya di akun mizanstore.


Sampai Jumpa.

Rabu, 08 Juli 2020

Ini Dia 3 Cara Mendapatkan Ide untuk Menulis Fiksi & Non-Fiksi

Halo, Sahabat Rumah Baca Tulis!
Semoga sahabat semua dalam keadaan sehat dan baik-baik saja, ya. 


Kali ini saya akan berbagi artikel literasi untuk kamu yang hobi menulis, ingin menjadi penulis, atau sekadar ingin membuat tulisan. Terkadang kita bingung ya, saya ingin menulis nih. Sudah duduk di depan laptop, tapi cuma bengong aja nggak tau apa yang mau ditulis. Hehe ...

Dalam kegiatan tulis-menulis, tentu saja kita memerlukan sebuah ide. Ide ini yang nantinya akan kita kembangkan menjadi satu tulisan yang utuh, baik itu berupa tulisan cerita fiksi maupun non-fiksi.

Nah, di sini ada beberapa cara yang bisa menjadi sumber ide teman-teman untuk menulis loh. Apa saja itu? Yuk, simak!

Jumat, 22 Mei 2020

Buku Musim-musim yang Datang dan Pergi - Kumpulan Puisi Mursyidan Baldan



Judul : Musim-Musim yang Datang dan Pergi
Penulis : Mursyidan Baldan
Kategori : Kumpulan Puisi
ISBN : 978-602-5935-97-8
Terbit : April 2020
Tebal : x + 63 hal: 14 x 21 cm
Harga : Rp48.000,-
Penerbit : FAM Publishing Bekerjasama dengan TS Publisher




Back Cover : 
Musim demi musim berganti. Melewati bermacam-macam kisah dan perasaan. Kehidupan kadang seperti musim-musim yang datang dan pergi itu. Kadang ia senang, bahagia, suka cita, kadang pula ia sedih. Silih berganti menjelma jejak-jejak langkah yang jika kita tengok ke belakang untuk sesaat, akan menjadi kenangan yang mungkin saja bermanfaat. Ya kitalah yang menentukan makna dari setiap peristiwa. Pengalaman atas alam sekitar yang dapat kita ceritakan melalui sebuah puisi.

“...
Lembar ini lembar akhir dari tahun yang asing
Tahun yang ditinggal beramai-ramai
Setelah disayang-sayang
Kadang dihujat-hujat sampai hujan”
-Lembar Akhir Tahun (2019)

“dengan nama-Mu
kubuka lembaran tahun demi tahun
dan aku tulis beberapa halamannya
: harapanku
...”
-Lembaran Awal Tahun (2020)

Kamis, 14 Mei 2020

Sebuah Motivasi - Jadilah Tangguh, Belajar, Bertindak, Berhasil!

Jadilah Tangguh! - Sebuah Motivasi

Sahabat, jadilah tangguh. Bukan hanya tangguh secara fisik, yang lebih penting lagi adalah tangguh secara mental. Jadilah orang yang tangguh untuk meraih kesuksesan. Jadilah tangguh dalam menghadapi halangan dan rintangan yang ada. Orang yang sukses saat ini pastilah pernah menghadapi halangan dan rintangan. Namun, mereka semua berhasil karena mencari cara untuk mengatasinya, bukan mencari alasan untuk menyerah.

Kalau sukses itu penting bagi kamu, carilah cara agar bisa meraihnya. Jika kamu benar-benar ingin sukses, maka—sekali lagi—carilah cara, bukan alasan untuk menyerah. Jadi, kembali lagi kepada kamu. Apa yang kamu ingin? Apa yang penting bagimu? Maka untuk mencapainya, kamu harus memiliki mental yang tangguh dan pantang menyerah. Tanpa ketangguhan mental, mungkin kamu bisa mencapai sesuatu, tetapi bukan sukses yang besar. 

Meski sulit, meski susah-payah, meski berat dan membosankan, jika hasilnya penting bagimu, kamu pasti akan mencari jalan. Terus mencari cara sampai menemukan cara yang benar, dan tentu saja itu membutuhkan mental yang tangguh.

Di tengah usahamu nanti mungkin kamu akan mengalami rasa lelah, pusing, kegagalan, bahkan rasa sakit. Namun, itu adalah bagian dari proses. Kegagalan, percobaan, latihan demi latihan adalah bagian proses agar kamu mampu melakukan hal-hal yang diperlukan untuk meraih sukses.

Bagaimana mendatangkan mental “tangguh” dalam kehidupan kita? Baik dalam meraih mimpi atau pun mengatasi masalah yang ada. Ada beberapa langkah yang perlu kamu terapkan.


 LANGKAH PERTAMA: TANGGUHLAH DALAM BELAJAR

Untuk menguasai ilmu dan keterampilan tertentu, seringkali kita tidak langsung bisa dengan sekali baca atau sekali belajar saja. Jika kamu mengikuti suatu kursus atau kelas tertentu, kemudian belum bisa, itu wajar. Yang penting adalah jangan berhenti. Terus mencoba dan terus berlatih.

Belajarlah dari mana saja. Ada banyak sekali sumber belajar sekarang ini. Video, audio, website, dan buku. Kamu bisa belajar dari mana saja. Tapi tetap, dibutuhkan ketangguhan saat kita belajar sampai kita bisa. Teruslah belajar meski susah, sulit, meski rasanya “duh, pusing sekali…,” meski harus memakan waktu. Inilah mental yang tangguh. Rileksasi sebentar, tetapi jangan berhenti.

 

LANGKAH KEDUA: TANGGUHLAH DALAM BERTINDAK

Tidak selamanya jalan akan mulus. Kamu akan bertemu dengan jalan berbatu, terjal, menanjak, banyak halangan. Jangan berhenti, sebab orang-orang yang sukses pernah mengalami itu semua. Ada orang yang menyerah, ada pula yang terus melaju. Itulah yang membedakan antara orang gagal dan berhasil. 

Kamu harus bertindak dengan tangguh, mengatasi rintangan yang ada di depan. Kamu tidak bisa menunggu orang lain menghilangkan rintangan untukmu. Mengapa? Karena orang lain punya impian dan masalahnya sendiri. Kamu harus mengandalkan diri sendiri. Saat ada halangan di depan, lompatilah, belok kanan, belok kiri, gali terowongan, terjang halangan, dan jika masih tidak bisa juga, maka cari jalan lain. Bukan menyerah.

 

LANGKAH KETIGA: TANGGUHLAH SAMPAI BERHASIL

Jangan menyerah. Mungkin kamu sudah melewati rintangan itu, tetapi hasil belum memuaskan. Ujian berikutnya datang, apakah kamu akan tetap tangguh? Tentu saja harus. Sebab yang mengalami hal ini bukan hanya kamu, orang lain juga. Orang-orang yang meraih sukses sekarang kadang harus bersabar, sampai apa yang mereka cita-citakan bisa tercapai. Thomas Edison tidak menyerah hingga akhirnya berhasil menemukan bola lampu.

            Jadi, apakah kamu cukup tangguh bertahan saat hasil belum juga datang? Tentu saja harus. Mari menjadi tangguh!