Ilustrasi Guru dan Murid. (Dokumen Pribadi) |
Rumah Baca Tulis
Tetap Muda Selalu Berkarya (Mursyidan Baldan's Blog)
Minggu, 17 November 2024
Sebuah Surat di Suatu Hari - Cerpen Tema Guru yang Dirindukan
Selasa, 10 Oktober 2023
Kisah Inspiratif - Ranting Terbaik
Kisah Inspiratif - Ranting Terbaik
Ini kisah tentang dua orang pemuda yang diminta oleh ayahnya untuk menyusuri hutan dari ujung ke ujung untuk mencari satu buah ranting terbaik di dalam hutan, dan membawanya pulang dengan syarat bahwa ia tidak boleh kembali lagi ke arah belakang. Lantas keduanya pun segera bergegas menyusuri hutan untuk melaksanakan tugasnya, yaitu mencari ranting yang terbaik.
Anak pertama berjalan menyusuri hutan dan menemukan ranting yang bagus tetapi tidak diambilnya. Ia yakin bahwa akan ada ranting yang lebih bagus lagi di depan sana nanti. Kemudian ia bergegas melanjutkan penyusuran. Benar saja, di perjalanan berikutnya, ia melihat banyak ranting yang lebih bagus lagi, tetapi kembali ia tidak mengambilnya dengan pikiran yang sama, bahwa mungkin akan ada ranting yang lebih bagus lagi di depan.
Beberapa waktu telah berlalu dengan kondisi yang hampir serupa. Kemudian, tak terasa anak pertama sudah keluar dari hutan tanpa membawa sepotong ranting pun untuk ditunjukkan kepada ayahnya. Ia datang kepada ayahnya dengan tangan kosong.
Di saat yang sama, anak kedua masuk ke hutan dengan mengamati sekitarnya. Tidak berapa lama kemudian, ia menemukan ranting yang ia suka dan dianggapnya bagus, lalu membawa ranting itu keluar hutan. Ia yakin bahwa rantingnya adalah yang terbaik.
Mereka berdua sudah tiba di hadapan ayahnya. Sang ayah kemudian, bertanya kepada masing-masing anaknya. Anak yang pertama ditanya, “Nak, mengapa kamu tidak membawa sepotong ranting pun?”. Si anak lantas menjawab, “Iya, Ayah. Di hutan tadi aku menemukan banyak ranting tetapi tidak kuambil karena aku yakin akan kutemukan ranting yang lebih baik di depan sana”. Sang ayah mengangguk seolah memakluminya.
Kemudian, sang ayah bertanya kepada anak kedua, “Nak, mengapa kamu mengambil ranting yang seperti ini? Bukankah banyak ranting yang lebih bagus?”. Sang anak menjawab, “Iya, Ayah. Aku memilih ranting ini karena aku lihat ia cukup bagus, aku menyukainya, dan karena aku tidak tahu kapan ujung hutan akan berakhir sehingga aku khawatir tidak akan membawa apapun keluar dari hutan”. Sang ayah kembali mengangguk sebagaimana ketika menerima tanggapan dari anak pertama tadi.
Anak pertama mengatakan kalau ia beberapa kali menemukan ranting yang lebih bagus di hutan tadi, tetapi ia tidak mengambilnya.
Sang ayah kemudian berbicara kepada keduanya. “Wahai anakku, tahukah kalian, mengapa ayah meminta kalian mengambil ranting di hutan dengan syarat tidak boleh kembali lagi ke belakang?”. Mereka menjawab “Kami tidak tahu Ayah”. Lalu sang ayah pun memberikan jawaban atas pertanyaannya tersebut, “Wahai, Anakku, itulah yang ingin ayah ajarkan kepada kalian bahwa kita hidup tidak akan bisa kembali ke belakang. Waktu yang telah kita lalui tidak akan bisa kembali lagi sebagaimana kalian tidak akan bisa kembali ke belakang untuk mengambil ranting yang dirasa lebih bagus. Kita juga tidak tahu kapan kita akan pulang sebagaimana kita juga tidak tahu kapan penyusuran hutan akan berakhir”. Sang anak kemudian diam sejenak sambil merenungkan nasihat dari ayahnya tersebut.
Sang ayah kembali melanjutkan kalimatnya, “Wahai anakku, kesempatan yang datang kepada kalian, harus dapat kalian optimalkan dengan baik dan benar karena kita tidak tahu apakah akan ada kesempatan lain di depan yang lebih baik. Jika kalian melewatkannya, maka kalian tidak akan bisa kembali lagi untuk mengambilnya”.
Sang anak mengangguk sambil merenungi nasihat berharga dari sang ayah. Kemudian ayahnya pun melanjutkan, “Hal itu juga berlaku ketika kalian hendak mencari istri untuk teman hidup kalian. Mungkin ada saat kalian menemukan seorang wanita baik, tetapi tidak meminangnya dengan anggapan akan ada wanita yang lebih baik lagi di depan sana. Ternyata kalian sudah melewatkan yang terbaik (untuk kalian). Kita tidak tahu kapan waktu akan berakhir (kehidupan). Jadi, jika kalian telah menemukan wanita yang dianggap terbaik, maka nikahilah ia meskipun di depan nanti akan ada yang dirasa lebih baik. Namun, ingatlah Wahai Anakku, wanita yang telah kalian ambil sebagai istri, akan menjadi ranting terbaik sepanjang masa selama kalian mensyukurinya dan menanamkan dalam hati kalau ia adalah yang terbaik untuk hidup kalian.
Sang anak meneteskan air mata kemudian memeluk ayahnya dengan haru. Inilah suatu pelajaran hidup bagi kita sebagai manusia. Ranting dapat mengajarkan kita banyak hal terkait kehidupan. Sebuah filosofi yang dalam dari kisah di sekitar kita. Semoga kita termasuk orang yang dapat memaksimalkan waktu dengan baik dan benar sehingga kita menjadi orang yang beruntung. Aamiin.
Jumat, 28 Januari 2022
Profil Mursyidan Baldan - Penulis Dar! Mizan Anak Tema Indahnya Shalat
Sabtu, 17 Juli 2021
Telah Terbit Buku Seri Stay Safe Dar! Mizan Anak
Assalamu'alaikum.
Halo, teman-teman semua. Halo, Ayah dan Bunda. Dar! mizan anak menghadirkan buku-buku baru, lho. Salah satunya ada karya saya, Mursyidan Baldan. Kali ini bukunya terbit tergabung dalam satu seri bersama buku lainnya.
Yuk, kenalkan si kecil pada pengetahuan dasar tentang virus Corona melalui cerita seru Salim dan Salma di Seri Stay Safe! Ada apa saja di dalamnya?
Rabu, 08 Juli 2020
Ini Dia 3 Cara Mendapatkan Ide untuk Menulis Fiksi & Non-Fiksi
Semoga sahabat semua dalam keadaan sehat dan baik-baik saja, ya.
Kali ini saya akan berbagi artikel literasi untuk kamu yang hobi menulis, ingin menjadi penulis, atau sekadar ingin membuat tulisan. Terkadang kita bingung ya, saya ingin menulis nih. Sudah duduk di depan laptop, tapi cuma bengong aja nggak tau apa yang mau ditulis. Hehe ...
Dalam kegiatan tulis-menulis, tentu saja kita memerlukan sebuah ide. Ide ini yang nantinya akan kita kembangkan menjadi satu tulisan yang utuh, baik itu berupa tulisan cerita fiksi maupun non-fiksi.
Jumat, 22 Mei 2020
Buku Musim-musim yang Datang dan Pergi - Kumpulan Puisi Mursyidan Baldan
Kamis, 14 Mei 2020
Sebuah Motivasi - Jadilah Tangguh, Belajar, Bertindak, Berhasil!
Jadilah Tangguh! - Sebuah Motivasi |
Sahabat, jadilah tangguh. Bukan hanya tangguh secara fisik, yang lebih penting lagi adalah tangguh secara mental. Jadilah orang yang tangguh untuk meraih kesuksesan. Jadilah tangguh dalam menghadapi halangan dan rintangan yang ada. Orang yang sukses saat ini pastilah pernah menghadapi halangan dan rintangan. Namun, mereka semua berhasil karena mencari cara untuk mengatasinya, bukan mencari alasan untuk menyerah.
Kalau sukses itu penting bagi kamu, carilah cara agar bisa meraihnya. Jika kamu benar-benar ingin sukses, maka—sekali lagi—carilah cara, bukan alasan untuk menyerah. Jadi, kembali lagi kepada kamu. Apa yang kamu ingin? Apa yang penting bagimu? Maka untuk mencapainya, kamu harus memiliki mental yang tangguh dan pantang menyerah. Tanpa ketangguhan mental, mungkin kamu bisa mencapai sesuatu, tetapi bukan sukses yang besar.
Meski sulit, meski susah-payah, meski berat dan membosankan, jika hasilnya penting bagimu, kamu pasti akan mencari jalan. Terus mencari cara sampai menemukan cara yang benar, dan tentu saja itu membutuhkan mental yang tangguh.
Di tengah usahamu nanti mungkin kamu akan mengalami rasa lelah, pusing, kegagalan, bahkan rasa sakit. Namun, itu adalah bagian dari proses. Kegagalan, percobaan, latihan demi latihan adalah bagian proses agar kamu mampu melakukan hal-hal yang diperlukan untuk meraih sukses.
Bagaimana mendatangkan mental “tangguh” dalam kehidupan kita? Baik dalam meraih mimpi atau pun mengatasi masalah yang ada. Ada beberapa langkah yang perlu kamu terapkan.
Untuk menguasai ilmu dan keterampilan tertentu, seringkali kita tidak langsung bisa dengan sekali baca atau sekali belajar saja. Jika kamu mengikuti suatu kursus atau kelas tertentu, kemudian belum bisa, itu wajar. Yang penting adalah jangan berhenti. Terus mencoba dan terus berlatih.
Belajarlah dari mana saja. Ada banyak sekali sumber belajar sekarang ini. Video, audio, website, dan buku. Kamu bisa belajar dari mana saja. Tapi tetap, dibutuhkan ketangguhan saat kita belajar sampai kita bisa. Teruslah belajar meski susah, sulit, meski rasanya “duh, pusing sekali…,” meski harus memakan waktu. Inilah mental yang tangguh. Rileksasi sebentar, tetapi jangan berhenti.
LANGKAH KEDUA: TANGGUHLAH DALAM BERTINDAK
Tidak selamanya jalan akan mulus. Kamu akan bertemu dengan jalan berbatu, terjal, menanjak, banyak halangan. Jangan berhenti, sebab orang-orang yang sukses pernah mengalami itu semua. Ada orang yang menyerah, ada pula yang terus melaju. Itulah yang membedakan antara orang gagal dan berhasil.
Kamu harus bertindak dengan tangguh, mengatasi rintangan yang ada di depan. Kamu tidak bisa menunggu orang lain menghilangkan rintangan untukmu. Mengapa? Karena orang lain punya impian dan masalahnya sendiri. Kamu harus mengandalkan diri sendiri. Saat ada halangan di depan, lompatilah, belok kanan, belok kiri, gali terowongan, terjang halangan, dan jika masih tidak bisa juga, maka cari jalan lain. Bukan menyerah.
LANGKAH KETIGA: TANGGUHLAH SAMPAI BERHASIL
Jangan menyerah. Mungkin kamu sudah melewati rintangan itu, tetapi hasil belum memuaskan. Ujian berikutnya datang, apakah kamu akan tetap tangguh? Tentu saja harus. Sebab yang mengalami hal ini bukan hanya kamu, orang lain juga. Orang-orang yang meraih sukses sekarang kadang harus bersabar, sampai apa yang mereka cita-citakan bisa tercapai. Thomas Edison tidak menyerah hingga akhirnya berhasil menemukan bola lampu.
Jadi, apakah kamu cukup tangguh bertahan saat hasil belum juga datang? Tentu saja harus. Mari menjadi tangguh!